15th February

    Tanggal Lima belas di hari Senin pada Tahun 2021. Hari pertama aku seharusnya aktif mengikuti perkuliahan dual degree untuk mempelajari hal baru, berbaur kepada orang baru dan memperluas koneksi. Aku pikir akan semudah itu untuk melaluinya namun ternyata tidak dengan kondisi Jakarta yang penuh debu, matahari yang terik, dempetan pengguna KRL, perjalanan sambung menyambung dalam waktu sangat singkat demi menemui sosok yang masih ku anggap ada. Sebelum pergi aku menyadari ada dua pilihan penting dalam hidupku antara hadir dalam sebuah pengakhiran atau mengikuti hari pertama perkulihaan, keduanya memiliki resiko dan konsekuensi. Memilih pendidikan adalah hal yang baik dalam perjanjian masa depanku tapi mengabaikanmu adalah suatu kegagalan bagiku untuk menjadi sahabat baikmu. Rasaku cukup sudah mengecewakan semuanya sehingga harus membuatmu menderita dan pergi.

    Setiap waktu dalam perjalanan kupenuhi dengan melihat keluar jendela KRL, menatap ke arah langit, melihat penjaga pintu berdiri didepanku, melihat seorang anak kecil yang sedang menangis dan seorang perempuan seumuranku yang tertangkap basah tak henti melihatku. "Benarkah atau tidak? Kau masih di sana bukan? Sepertinya ini Prank ? Namun bukankah keterlaluan? Bodoh sekali kamu ? Sungguhkah kau pergi? Kau? Apakah kau bisa melihatku nanti ? Apakah aku masih bisa melihatmu nanti? Hey jawablah" ungkap dalam sudut sisi perasaanku

    "Tuing" bunyi pesan masuk "Dek, petinya sudah mau ditutup" pesan kak Fame. Mulutku terasa begitu kering dan kaki ku tak berhenti bergoyang hingga akhirnya pintu kereta dibuka, aku berlari mencari ojol yang tak kunjung datang. Selang waktu yang cukup lama di atas terik yang panas dan berdebu aku bertemu dengan ojol "Pak, tolong segera ya" Sahutku. "Pemakaman neng? ini ada dua titik, mau yang mana ya" Tanya ojol. "Yang mana saja pak, yang penting saya lihat keramaian teman-teman saya pasti disitu benar" Sahutku terburu.

    Perjalanan memakan waktu hingga satu jam lebih. Sempat ku hampir sampai pada tempat dia hidup selama ini, namun ada kabar bahwa ambulance baru saja meninggalkan rumah. Bergegas aku mencari ojol lain dan menghampiri pemakaman yang dituju. Sesampainya disana ku menemui kerumunan yang kukenal. Ku menyadari bahwa dia benar - benar telah tiada.

    Langkah ku menuju tempatmu, tempat barumu. Sebagian orang melihatku datang seorang diri dengan tatapan seperti "apakah dia temannya?" Aku tidak terlalu menghiraukan hingga aku mencari titik yang tepat untuk berusaha melihatnya. "Bagian sini tanahnya" Teriak pak penggali tanah. Perlahan, tubuhku terasa sangat kedinginan, sungguh benar adanya rasa sepi yang sangat besar, tak terdengar suara apapun yang ada di depan mata, hanya terdengar angin yang kencang tanpa setitik jawaban jelas untuk mengartikan kondisi saat itu. Semua berakhir dengan air yang tak henti berjatuhan di setiap bagian tanah yang kami pijak. Kami kehilanganmu.



Original Write Before Edited:

kini menjadi tanggal yang paling ku benci dan tanggal yang paling menyedihkan seumur hidup ku. Aku harus kehilangan satu-satunya teman kelompok kecil yang sudah ku anggap seperti saudara sendiri. Tak ku sangka hari itu terasa sangat cepat untuk kehilangan dirinya yang sangat sulit untuk kupercaya. Hari ini genap 1 bulan setelah kepergiannya, sungguh tidak terasa, hampir setiap hari aku teringat akan namanya setiap mau berdoa tidur. Dulu aku berdoa "Tuhan berkati kelompok kecilku ada kak fame dan elen. Aku berdoa biar di dalam kelompok kecil ini kami dapat semakin bertumbuh dan menopang satu sama lain". Namun, kini doanya sudah berbeda. "Tuhan, aku berdoa untuk kelompok kecilku kak fame dan..." aku lupa, dia sudah tak ada..dan itu membuatku merasa sangat sedih, lagi. Besoknya "Tuhan, aku berdoa untuk kelompok kecilku dengan kak fame.."aku tak menyebut namanya lagi di dalam doa, tidak lagi, tapi namanya tetap membayang di setiap sudut doaku. Hari semakin hari, sepertinya aku semakin kacau, ada begitu banyak tekanan di kala aku harus berduka.



\\ Di bawah basah langit abu - abu kau di mana? Di lengannya malam menuju minggu Kau dimana?\\

Layaknya kalimat tanpa koma

Kamu adalah titik pelangi di dalam hidup kami

Meskipun kau sudah tiada

Namun akan selalu ada di relung hati..

Yang paling terdalam, untukmu sahabatku, saudaraku terkasih, ku harap kita dipertemukan kembali pada hari yang berbahagia

Salam..

:"')

Comments

Popular Posts